17 January 2017

Arrival (2016)

Why are they here?

Salah satu objek paling populer yang dilibatkan dalam sebuah film science fiction (sci-fi) adalah alien. Makhluk luar angkasa ini kerap mengisi dan mewarnai sajian sci-fi dalam berbagai genre. Makhluk dengan bentuk aneh ini terkadang digambarkan baik, tapi tak jarang pula digambarkan begitu jahat. Kali ini sci-fi yang tetap dengan alien sebagai objeknya diserahkan ke Denis Villenueve (DV). Sutradara asal Kanada ini sebelumnya belum pernah membesut genre sci-fi.

12 pesawat luar angkasa berbentuk cobek mendarat di berbagai belahan dunia, termasuk di Montana, Amerika. Tak paham dengan apa yang diinginkan 'tetangga' tersebut, pemerintah Amerika melalui Kolonel Weber (Forest Whitaker), meminta bantuan ahli bahasa, Louise Banks (Amy Adams) dan juga seorang ilmuwan, Ian Donnelly (Jeremy Renner). Louise diharapkan bisa berkomunikasi dengan makhluk asing itu yang selalu membuka pintu pesawatnya setiap 18 jam sekali.

Louise dan Ian bertemu dengan dua alien yang ia beri nama Abbot dan Castello. Tak mudah bagi Louise untuk mengerti bahasa heptapod, sebutan untuk alien tersebut karena tentakelnya yang jumlahnya tujuh. Namun pada akhirnya Louise mulai paham dan mengerti maksud kedatangan mereka. Namun pada waktu yang bersamaan, dunia memutuskan hendak berperang dengan makhluk asing itu. Louise pun menyadari ada yang berubah pada dirinya.

Cobek yang ditegakkan atau lensa kontak?

Daya tarik Arrival ada pada DV sendiri. DV menyajikan sajian teranyarnya ini dengan begitu sederhana namun memikat. Tak ada huru hara atau hingar bingar seperti yang mungkin dibayangkan untuk sebuah sajian sci-fi. Yang ada hanyalah dialog serta aksi dan reaksi yang begitu nyaman untuk dinikmati. Time lapse hanyalah bumbu untuk menuju ke sebuah twist yang cukup mengejutkan, sebuah twist hasil dari batasan waktu non linear yang sebenarnya sudah terhampar lebar sejak dari awal cerita.

Flash back yang dirangkai DV tak menjadikan ia kurang fokus pada dua frame yang ada. DV menyusun semuanya secara rapi. Mungkin terasa menjemukan pada paruh film, tetapi kejemuan itu adalah beragam detil yang dimasukkan untuk membuat semuanya menjadi jelas. Misteri, khususnya pada Louise, tetap disimpan rapat hingga pertemuan terahir antara Louise dengan Heptapod.

Sorotan dari mata kamera yang digerakkan Bradford Young memberi nuansa tersendiri, khususnya saat manusia bertemu dengan heptapod dalam ruang gravitasi vertikal pesawat angkasa cobek itu. Scoring milik Jóhann Jóhannsson sungguh memberikan provokasi ketegangan tersendiri dan membuat telinga ini sungguh tidak nyaman, tapi itu sudah semestinya.

Heptapod language

Bagaimanapun, Arrival tak bisa begitu menakjubkan tanpa performa pelakonnya yang sudah memaksimalkan perannya. Amy Adams adalah yang menonjol. Sejauh ini, peran Louise, dan bukan Lois, adalah peran terbaik yang pernah ia tampilkan. Amy seakan bermain sendirian di sini. Jeremy Renner dan Forest Whitaker pun seakan hanyalah figuran. Thumbs up juga untuk penampilan bagus dari para heptapods.

Arrival, terjemahan visual yang menakjubkan dari DV berdasarkan saduran cerita pendek milik Ted Chiang dengan judul Story of Your Life. Eric Heisserer mampu mengolah cerita pendek itu menjadi narasi yang dieksekusi dengan cemerlang oleh DV. Menerjemahkan bahasa heptapod secara visual memang tidak mudah, namun DV mampu melakukannya dengan jenius dan cantik. Begitulah sederhananya sci-fi di tangan DV. 

No comments:

Post a Comment