31 December 2012

Life of PI (2012)

Believe the Unbelievable
Bagaimana rasanya diledek dengan panggilan air kencing? Coba tanyakan ke Piscine Molitor Patel. Piscine yang berarti kolam renang dalam bahasa Prancis diplesetkan teman-temannya menjadi Pissing (urine) dalam bahasa Inggris. Menyakitkan hati ? Oh, tentu saja. Tetapi Piscine kecil (Gautam Belur) tak bisa berbuat apa-apa. Saat beranjak remaja, Piscine (Ayush Tandon) memproklamirkan dirinya sebagai Pi dengan sugesti Pi adalah rumus jari-jari lingkaran dalam rumusan matematika yang bernilai 3.14.

05 December 2012

Soar Into the Sun (2012)



Sineas perfilman Korea terus berkembang. Setelah genre romansa dan komedi yang relatif tak berbujet besar sudha menjadi tren, kini film-film berbujet mahal plus penggunaan kecanggihan teknologi CGI terus dilirik. Bila efek CGI selama ini kebanyakan diterapkan untuk film-film bertema monster atau alien, kali ini animasi halus itu coba ditunjukkan melalui Soar into the Sun.

03 December 2012

Stolen (2012)

12 Hours $10 Million 1 Kidnapped Daughter

Will Montgomery (Nicolas Cage) adalah perampok terhebat. Malam itu bersama 3 rekannya, Vincent (Josh Lucas); Riley Jeffers (Malin Akerman), dan Hoyt (MC Gainey), Will hendak merampok sebuah bank. FBI dipimpin Tom Harlend (Danny Houston) yang terus mengamati pergerakan mereka bisa dikelabui dengan mengira jika yang dirampok adalah toko mainan.

26 November 2012

Skyfall (2012)

Think on Your Sins


Dari banyaknya pujian terhadap seri termutakhir kisah tokoh spionase ini, saya cukup antusias untuk segera menontonnya di bioskop. Dan hasilnya, tidak mengecewakan. Ups, maaf kalau saya telah egois menilainya. Karena ternyata ada banyak tanggapan tentang Skyfall ini baik yang dari profesional, James Bonder maupun yang amatiran (baca awam).

Wu Dang (2012)



Dibuka dengan adegan pembuka yang cukup meyakinkan, saya berharap banyak dari film mandarin yang satu ini. Tang Yun Long (Vincent Zhou) bersama anaknya, Tang Ning (Joixe Xu/Jossie Cu) datang ke sebuah tempat. Vincent dimintai bantuan seseorang untuk mengetahui apakah sebuah pedang pusaka yang dibelinya palsu atau asli. Dari situlah petualangan dimulai.

23 November 2012

Twilight : Breaking Dawn part 2 (2012)

The epic finale that will live forever

Twihards : Yaaahhh, sudah berakhir
Twihaters : Yeaahhh, berakhir sudah

Film ke-5 dengan embel-embel Breaking Dawn part 2 mengakhiri franchise cukup panjang saga ini. Semuanya menghela napas saat film adaptasi novel dengan judul sama karangan Stephenie Meyer ini selesai. Banyak yang menghela napas sedih dengan mata berkaca-kaca, dan cukup banyak juga yang menghela napas lega dengan raut muka cerah seakan terbebas dari beban. Dua kalimat pembuka saya pikir sudah mewakili helaan napas itu. He he.

24 October 2012

The Cold Light of Day (2012)

Instinct is his greatest weapon

Niat liburan Will Shaw (Henry Cavill) bersama keluarga besarnya di Spanyol sejak awal sudah tidak beres. Mulai dari tertinggalnya bagasi dia di bandara Amerika hingga kabar jika perusahaan konsultan bisnisnya bangkrut. Di tengah kegalauan itu, ayahnya, Martin Shaw (Bruce Willis), malah membuang BlackBerry nya yang menurut Martin merusak suasana liburan. Di tengah kegalauan itu, Will berenang menuju kota. Masalah baru timbul saat Will tidak menjumpai kapal keluarganya yang ditambatkan tak jauh dari pantai.

23 October 2012

Men In Black 3 (2012)

They Are Back .....In Time

Sejak dipasangkan dengan agen K (Tommy Lee Jones) 15 tahun lalu, agen J (Will Smith) sangat menyayangi partnernya itu. Begitu menyadari jika partnernya hilang karena 'terbunuh' di masa lampau pada dimensi dunia lain, agen J kebingungan. Dia pun nekat kembali ke masa lalu untuk menyelamatkan agen K. Semuanya berawal saat Boris the Animal (Jemaine Clement) kabur dari Lunar Max, sebuah penjara di bulan dengan maximum security. Boris berhasil kabur dengan bantuan pacarnya (Nicole Scherzinger). Sekeluar dari penjara, Boris memburu agen K yang membuatnya dipenjara dan harus kehilangan tangan.

18 October 2012

Red Lights (2012)

How Much Do You want to Believe ?
Apakah anda percaya hal-hal supra natural ? Jika ragu, tanyakan kepada Margaret Matheson (Sigourney Weaver) dan Tom Buckley (Cillian Murphy). Bila perlu, kedua ilmuwan itu akan membongkar kepalsuan yang ada dalam praktik supra natural tersebut. Ya, Margaret dan Tom adalah tipikal 2 orang yang sama sekali tak percaya dengan kekuatan di luar kemampuan manusia. Dengan segala cara, mereka berusaha membongkar penipuan berkedok supra natural. Mereka mencari Red Lights, orang atau informasi-informasi yang berdiri di balik penipuan berujung duit tersebut.

12 October 2012

The Expendables 2 (2012)

Back for War

Rambo, Cobra, Terminator, Guile, Ivan Drago, Wong Fei Hung, John McClane, Chev Chelios, Frank Martin are back. Mereka dipersatukan (kembali) dalam the Expendables 2, sequel dari film dengan judul yang sama tahun 2010. Misi mereka sama, menyelamatkan sesuatu atau seseorang bahkan mungkin balas dendam dengan aksi bela diri dan senjata.

08 October 2012

Ted (2012)



Apakah boneka Teddy Bear selalu lucu ? tunggu dulu sampai kamu lihat Ted. Boneka Teddy Bear yang satu ini mungkin sebuah perkecualian. Ted jauh dari lucu dan boleh dibilang menyebalkan. Secara fisik, Ted memang sungguh lucu tetapi untuk yang lain, Ted adalah nightmare.

Berusaha Lebih Maju

Sudah selesai semua review film yang mengendap di facebook saya letakkan di laman blogspot ini. Setelah ini, saya akan mencoba membuat review yang lebih profesional (di fb review nya pendek) dalam arti lebih panjang, lebih bermutu, lebih berbobot, lebih berkualitas, lebih padat, dan lebih mengena. Saya takut, saya tak bisa membuatnya apalagi setelah melihat review-review hebat dari sana-sini. Saya coba ya (berlepotan dulu gak pa pa kan), kalau ada kritik monggo agar tulisan saya lebih bagus. Mohon bimbingannya. 

05 October 2012

The Lucky One (2012)



Dari dulu formula film romantis ya itu-itu aja. Kenal atau gak kenal, cuek, dekat, perhatian, sabar, jadian, sex dan lain sebagainya. Ibarat makanan, jika bahan-bahan itu diramu dengan bumbu dan dimasak dengan yahud, hasilnya pastilah lazis, lezat, nikmat dan yang enak-enak lainnya. What about the Lucky One (TLO) ?

Cleanskin (2012)

Fight Fire With Fire

Bagi yang suka intrik dan teroris, sepertinya Cleanskin cocok dijadikan referensi. Tidak benar-benar baru memang tetapi cukup menghibur dengan twist yang cukup mengejutkan. Cleanskin berdiri di atas isu terorisme yang sedang berkembang saat ini.

Ewan (Sean Bean) merupakan agen rahasia Inggris. Gagal dan hampir mati saat mengawal kliennya, Ewan diperintahkan untuk mengakhiri apa yang telah dimulainya. Ya, bahan bom dari kliennya itu telah dicuri oleh para teroris. Khawatir akan terjadinya serangan bom, Ewan diperintahkan untuk mencari dan menemukannya. Dengan arahan dari atasannya, Charlotte (charlotte Rampling), Ewan mulai menghabisi satu persatu daftar nama yang telah diberikan Charlotte.

Di sisi lain, seorang muslim Inggris, Ash (Abhin Galeya), bertransformasi dari seorang muslim barat yang menjalani hedonisme menjadi muslim garis keras. Perubahan itu terjadi setelah Ash bertemu dengan Nabil (Peter Polycarpou) yang terus mendoktrinnya dan mensugestinya bahwa tindakannya adalah benar meski dilakukan secara brutal.

Hubungan antara terorisme yang dikaitkan dengan muslim sangat kental diperlihatkan di sini. Di sini diperlihatkan pula bagaimana seorang pembawa bom ('pengantin') menghadapi hari-hari terakhirnya termasuk adegan merekam diri sendiri sebelum melakukan bom bunuh diri. Sebenarnya film ini sungguh cerdas, tetapi gregetnya kurang. Cleanskin sepertinya dibuat agak mendatar dan diakhiri dengan twist yang tak terpikirkan.

03 October 2012

Se7en (1995)

Long is the way, and hard, that out of hell leads up to light

Thriller pembunuhan ini mempunyai aura yang kuat di setiap elemennya mulai dari naskah hingga pemainnya. Naskah dari Andrew Kevin Walker dapat dimaksimalkan oleh David Fincher. Arahan Fincher dapat diterjemahkan dengan pas oleh Bradd Pitt, Morgan Freeman, Kevin Spacey dan Gwyneth Paltrow. Meski dua nama terakhir tak banyak mendapat porsi, tetapi catatan layak diberikan ke Spacey yang di seperempat film mampu mengisi kekosongan antara Pitt dan Freeman. Se7en sendiri bertutur tentang bagaimana upaya detektif David Mills (Pitt) dan William Sommerset (Freeman) mengungkap pembunuhan yang akhirnya diketahui dilakukan oleh John Doe (Spacey). Doe memang seorang psikopat sejati. Dia membunuh korbannya berdasarkan seven great sins di alkitab dan terinspirasi buku-buku karangan Dante Allighieri. Di masa itu, twist yang ada sepertinya sangat memukau, entah jika sekarang. Tapi saya bisa membaca twist itu karena dengan ceroboh Fincher sudah memberikan clue nya. Yang membikin saya terhenyak adalah bagaimana Fincher membuat Mills langsung menembak mati Doe. Film yang recommended. Tetapi pembunuhan model ini hanya ada di film. Nggak ada ceritanya orang membunuh dengan modus seperti itu, khususnya di Indonesia.

Texas Killing Field (2011)

Once in... There's no way out

Terinspirasi dari kisah pembunuhan berantai di Texas, Mike Souder (Sam Worthington) bersama partnernya, Brian Heigh (Jeffrey Dean Morgan) mencoba membuat Texas Killing Field menjadi besar. Tetapi upaya itu tak berhasil karena film ini tak fokus. Alih-alih disuguhi adegan aksi, film ini malah berjalan lambat dengan banyaknya dialog-dialog yang ditampilkan. Penggambaran melalui dialog rupanya tak diimbangi dengan penceritaan detil karakter yang seharusnya bisa diikutkan di dalamnya. Kedua detektif ini mencoba menguak serangkaian pembunuhan yang mana pelaku selalu membuang korban ke sebuah rawa yang oleh orang setempat disebut sebagai Texas Killing Field. Dinamakan demikian karena pada zaman dahulu rawa-rawa itu digunakan sebagai ladang pembantaian suku Indian oleh orang kulit putih. Kesulitan mendera kedua detektif beda karakter itu karena wilayah tersebut bukan masuk wilayah yuridiksinya. Ditambah lagi, orang sekitar tidak ada yang berani melapor karena takut. Sayangnya, ending cerita berakhir kurang klimaks, kurang greget gitu. Tapi tak pa pa, film ini tetap lumayan, there is still the charming Chloe Grace Moretz.

29 September 2012

The Bourne Legacy (2012)

There Was Never Just One

Tak ada maksud dari Toni Gilroy untuk mencoba menandingi kehebatan trilogy Bourne yang menawan itu. Sutradara anyar ini sepertinya tahu diri dan mencoba memposisikan diri sejajar dan seimbang dengan 3 serial Bourne sebelumnya. Saya pikir itu adalah jalan terbaik, membuat sekuel, ketimbang membuat reboot yang mungkin hasilnya malah akan sia-sia. Sekuel yang sungguh berat dengan kharisma Matt Damon sebagai Jason Bourne.

Detachment (2012)



Pernahkan anda membayangkan sulitnya menjadi seorang guru. Banyak film yang menunjukkan itu. Tetapi The Detachment (TD) berbeda. Bukan seperti 'The Dangerous Mind' yang hanya menunjukkan kulit luar dari profesi seorang guru, TD mengupas kulit itu dan melihatnya dari dan lebih dalam. Ya, TD memperlihatkan bagaimana sebuah profesi guru beserta problematikanya baik di dalam dan luar sekolah secara psikologis dari angle guru itu sendiri.

Dan yang harus memikul tanggung jawab itu adalah Henry Barthes (Adrien Brody). Sebagai seorang guru pengganti, Barthes dihadapkan pada masalah anak didiknya yang semau gue. Permasalahan bertambah pelik saat sekolah tempat ia mengajar hendak ditutup. Itu pun masih ditambah lagi dengan permasalahan satu-satunya keluarganya yakni kakeknya (Louis Zorich) yang sudah pikun. Masalah belum selesai dengan hadirnya PSK muda belia, Erica (Sami Gayle) yang menuntutnya memberi perhatian lebih. Barthez menghadapi itu semua sambil terus terngiang-ngiang dengan masa lalu nya yang suram di mana ibunya tewas karena overdosis alkohol.

Kompleksnya permasalahan yang ada menjadikan film ini suram. Sesuram Brody yang memang cocok memerankan tokoh menderita. Secara tontonan, TB cukup membosankan. Tetapi secara kualitas, kita bisa berempati terhadap tidak hanya sosok Brody, tetapi juga sosok semua yang mempunyai masalah di film ini. Jika ingin menonton film ini, janganlah berharap terlalu banyak, berharaplah saja pada akting brody. Selanjutnya ikuti saja dan mengalirlah.

Kahaani (2012)

A mother of a story

Mengernyitkan dahi sambil dibarengi gelak tawa, itu ekspresi teman atau kolega saat saya tawarkan untuk melihat film ini. kata India yang saya sebut setelah kata film membuat mereka meremehkan sinema garapan Sujoy Ghosh ini. Ah, saya tak main-main saat menawarkan Kahaani. Lihat dulu baru berkomentar. Dan jangan katakan saya pembual kalau kalian tidak mengatakan WOW usai melihatnya.

Vidya Bagchi (Vidya Balan) berangkat dari Inggris untuk mencari suaminya, Milan Damji (Indraneil Sangupta), yang hilang di Kolkata. Vidya hanya sendiri dan hamil tua. Ya, kondisi itu membuat siapapun pasti merasa simpati dan bersedia membantu, termasuk Inspector Satyaki 'Rana' Sinha (Parambrata Chatterjee). Setelah menelisik kesana kemari dengan segala kesulitannya, dua orang itu akhirnya menemukan 'Milan Damji'.

122 menit durasi film ini seakan tak terasa saat penonton disuguhi petualangan Vidya. Dengan perut buncit, Vidya menelusuri jalanan dan gang-gang sempit India yang kotor dan kumuh (sungguh film yang jujur dan apa adanya). Penonton seakan tahu ada misteri di balik petualangan Vidya. Tetapi mereka tak bisa menebaknya dan lebih memilih bersabar duduk di bangku penonton. Saat misteri itu terpecahkan berkat twist yang brilian, penonton hanya bisa melongo tak percaya. Dan ternyata twist itu sejalan dan sudah ada sejak awal film itu dimulai tanpa penonton menyadarinya.

I recommend this. Believe me. Two thumbs up.

Final Destination 5 (2011)

Death has never been closer. This Summer, death decides how... fate decides when. We all share a common destination. Kill or be Killed

Ini film maksa. Apa-apaan, film jelek dibuat sampai 5 sekuel (bagus di mata produser). Saya nggak pernah lihat yang seri 2-4. Yang seri pertama aja cuma liat setengahnya. Jadi tanpa perbandingan, film ini cuma bagus di awal dan akhir saja, selebihnya, aduh saya ketiduran di tengah-tengah film saking bosannya. Sungguh sayang, twist yang asyik disandingkan dengan naskah yang nggak ada ceritanya, cuma mati, mati dan darah. Tapi katanya kalau dilihat secara 3D, film ini mantap. bisa jadi, secara gambar iya, secara cerita ancurr.

Real Steel (2011)

If you get one shot, make it real. Courage is stronger than steel. Champions aren't born. They're made.

Kisah robot yang berbalut dengan hati manusia. Bukan robotnya yang mempunyai hati, tetapi penontonlah yang memberi hati ke Atom sehingga dia menjadi 'hidup'. Hubungan ayah anak yang memberi hati ke film ini sehingga durasi 2 jam pun tak terasa. Robot-robot di sini lebih membumi dan hangat dibanding robot-robot Autobot dan Decepticon. Melihat Atom sekeluar dari bioskop, penonton pasti membawa hati dibanding setelah melihat Optimus Prime ataupun Bumblebee

The Gruffalo's Child (2011)


Animasi 25 menit yang sungguh lucu. Meski gambarnya tidak halus dan detil banget tetapi penggambaran secara keseluruhan masih sangat bagus. Cocok banget untuk anak-anak. Saya hanya heran, bisa-bisanya kreatornya membuat sebuah binatang yang diberi nama Gruffalo. Sebuah ide yang sungguh luar biasa

Moneyball (2011)

What are you really worth?

Tontonan yang menurut saya awalnya membosankan dan absurd. Tetapi dari absurdnya itu saya jadi bisa melihat film ini begitu jelas dengan penyampaian maksudnya. Nggak terasa film ini begitu lancar dinikmati meski berdurasi lebih dari 2 jam. Meski juga sebagian besar hanya berisi dialog-dialog saja. Salute to Brad Pitt for the role for film that based on true story.

Warrior (2011)

Fight for Family. Fight for Country. Family is worth fighting for

Awalnya sempat pesimis dg film yang mengusung tema sport ini, biasalah tema sport paling gitu-gitu aja. Tetapi, oh film ini menyajikan detil-detilnya yg sangat disukai kritikus. Sport yg ditampilkan pun tak biasa, pertarungan gaya bebas. Keluarga, sport dan persaudaraan digarap dg apik oleh Gavin O Connor. Andai saja film ini dirilis sebelum the fighter, film ini layak dapat Oscar

Hugo (2011)

One of the most legendary directors of our time takes you on an extraordinary adventure


Suka dengan kecerahan gambar berbalut animasi CGI di dalam film ini. Warna-warna kontras dan gradasinya menjadikan image CGI tak jauh beda dengan benda real lain di sekelilingnya. Meski terkesan lambat pada awalnya, tetapi Hugo memuaskan dengan cerita hal ihwal salah satu pioneer dunia perfilman, Georges Melies. Saya jadi tahu jika bulan tertembak peluru pada klip Queen 'Heaven for Everyone' adalah ciptaan Papa Georges. Secara gambar, film ini bagus tetapi secara cerita, ada banyak bagian yang bertele-tele yang membuat durasi film ini semakin panjang. Anyway, Grace Moretz tetap cantik.

J Edgar (2011)

The Most Powerful Man in the World

Salut dengan penampilan Leonardo Di Caprio yang secara total mengaplikasikan sosok John Edgar Hoover, pendiri FBI. Leo pasti dengan sangat keras berlatih untuk itu. Sebelum menjadi FBI, adalah Bureau of Investigation (BOI) yang bertugas mengamankan Amerika. Tetapi tanpa embel-embel Federal, sulit bagi BOI untuk masuk melakukan penyelidikan di tiap negara bagian. Edgar Hoover pula yang bertanggungjawab atas pengumpulan sidik jari dan laboratorium FBI, standar penyelidikan masa kini. Dengan segala kontroversialnya, Edgar Hoover selangkah lebih maju dari orang lain di jamannya. Saya jadi tahu kenapa ia memecat Melvin Purvis, seorang federal agent yang berhasil membunuh public enemy, John Dillinger. Edgar Hoover tak ingin kepopuleran Purvis membayangi namanya. Edgar Hoover pandai berkata-kata dan strict dalam keyakinannya (bahkan ia memecat dan menggeser teman-temannya sendiri). Dan dengan berani, J Edgar memperlihatkan bahwa Edgar Hoover adalah seorang gay, dengan pasangan hidupnya Clyde Tolson yang juga adalah asistennya. Sang sutradara, Clint Eastwood, sepertinya tahu benar bagaimana sosok Edgar Hoover, karena ia sudah berumur 42 tahun saat Edgar Hoover meningggal. Sayangnya, film ini mempunyai rangkaian cerita yang tidak berurutan, melompat ke sana kemari. Yang awam mungkin bingung bila tidak mengenal Edgar Hoover.

Sherlock Holmes : A game of Shadows (2011)



Sekuel yang dari segi cerita memang kurang greget tetapi dari segi sinematografi dan efeknya saya pikirlebih bagus. Lihat saja adegam slowmo di hutan saat Holmes - Watson - Simza dikejar-kejar sepasukan tentara Jerman. Adegan prediksi visualisasi Holmes sebelum suatu kejadian terjadi juga tetap bagus meski itu bukan hal yang baru. Permainan setiap karakter di dalamnya semua bagus terlebih Jared Harris yang memerankan Prof. James Moriarty, musuh besar Holmes. Sayangnya porsi dia saya pikir kurang banyak dan kurang detil, padahal titik berat film ini ada di dia. Sebaliknya kemunculan wajah Robert Downey Jr sangat dominan di sini seakan semua karakter hanya menjadi tempelan saja. Saya yakin akan ada sekuel dari cerita detektif karangan Sir Arthur Conan Doyle ini. Moriarty yang belum tentu tewas ditambah lagi '?' pada 'The End' semakin mempertegas adanya kelanjutan cerita detektif paling terkenal di dunia ini. Tontonan yang menghibur.

Contraband (2012)

What would you hide to protect your family?

Memaksakan harus nonton film ini karena Mark Wahlberg adalah salah satu aktor kesukaan saya. Terlebih setelah tahu jika si cakep, Kate Beckinsale, juga berpartisipasi di film remake asal Islandia ini 'Reykjavík-Rotterdam (2008)'. Sayangnya, Kate tidak dapat porsi banyak di film dengan tema penyelundupan ini. Contraband bukanlah film buruk, juga bukan film bagus, yah film yang biasa-biasa saja tetapi tetap bisa dinikmati. Menikmatinya lebih enak di rumah daripada di bioskop. Soal cerita biasa saja dengan banyak karakter yang kalau kita tidak mengingatnya bisa membingungkan. Tensi ketegangannya naik turun dan cenderung kurang tegang, tidak ada aksi tembak menambaknya kali ye. Untunglah permainan aktor dan aktris di dalamnya mampu menjaga Contraband tetap bermutu. Saya masih suka akting Mark kecuali mungkin di 'The Happening'

21 Jump Street (2012)

The only thing getting blown tonight is their cover. They're too old for this shift.
They thought the streets were mean. Then they went back to high school

Film komedi adalah film yang menoleransi keberisikan di gedung bioskop. So, saya enjoy-enjoy aja meski di sebelah kanan kiri saya berisiknya setengah mati. Film ini menawarkan banyolan yang naif, konyol dan slasptick. Jonah Hill tampil memikat di remake film serial remaja awal tahun 90 an ini, dan kelucuan Ice Cube tetap aja seperti itu (nggak berubah). Tapi ini bukan remake sebenarnya karena memang jauh berbeda dengan film aslinya. Tapi nikmati aja, toh saya yakin ini film gak bakal sukses kalau dibuat secara serius. Wow, ada twist di adegan sebelum akhir film. Kapten Jack Sparrow muncul berbalut rupa Johny Depp dan dia berkata kalau dia pernah bermain di film yang judulnya sama ini. Saya aja sampai kaget, gak nyangka kalo pria Harley Davidson itu adalah JD. What a surprise. Nggak hanya JD, temannya, Peter DeLuise, salah satu pemeran 21 Jump Street yang asli juga muncul bareng dia. Ya, JD dan Peter DeLuise jadi cameo. Oh ya, ada yang kurang dari film ini. Film ini kurang......konyol. Andai saja bukan Channing Tatum yang dipasang, mungkin film ini bakalan dua kali lebih konyol. C'mon, lihat saja kekakuan mimiknya. saya sudah lihat dia di Dear John, GI Joe dan Step Up. Dia tidak selucu itu.

Act of Valor (2012)

The only easy day was yesterday
Kisah kepahlawanan dan keberanian anggota Navy Seal, pasukan elit Amerika. Menggunakan aktor-aktor asli dari pasukan gabungan 3 matra itu (SEa Air Land), membuat saya tahu diri dan maklum jika dialog yang mereka ucapkan sangatlah kaku. Bisa dibandingkan bagaimana lancar dan hidup dialog Lisa Morales (Roselyn Sanchez) atau Walter Ross (Nestor Serrano)jika dibandingkan dengan kata-kata yang diucapkan Liutenant Rorke Engel dan Sergeant Dave. Tetapi ini adalah film aksi, so, bukan dialog dan script yang berbicara tetapi aksi yang menjawab. Di sini, ditampilkan berbagai macam alat militer dan gadget yang asli plus ketangguhan personelnya yang kemana-mana harus membawa tas ransel dan peralatan yang beratnya puluhan kilo. Pergerakannya sangat taktis dan terukur sesuai koordinat, benar-benar seorang tentara sungguhan. Saya suka saat salah satu anggota Navy Seal menyembul keluar dari air tanpa menyeka mukanya untuk kemudian menangkap tubuh the villain yang ditembak sniper. Aksi lainnya yang menurut saya spektakuler adalah saat hujan peluru dicurahkan dari gatling gun elektrik GAU-17-A yang terpasang (mounted) di Special Warfare Combatant Craft (SWCC). Film ini disajikan dengan angle like a First Person Shooter (FPS) game. Layaknya Counter Strike, adegan tembak-menembak kadangkala dishoot hanya menghadirkan gagang senapan saja, sebuah tampilan film (bukan game) yang berbeda dan asyik. Otherwise, saya bersyukur saja karena pembom bunuh diri (jihadis) dikatakan bukan dari Indonesia tapi Filipina. Tetapi tetap saja dikatakan bahwa Abu Shabal adalah seorang teroris yang sudah berpindah-pindah kamp pelatihan teroris, dan salah satunya adalah kamp Indonesia. Sebuah film pencitraan pasukan Navy Seal yang berhasil.

The Grey (2011)

Live or Die on This Day


Dingin, saya seakan bisa merasakan keadaan itu karena suara desir angin badai salju Alaska sangat dominan di film ini. Ceritanya cukup pendek, tentang bagaimana perjuangan seorang 7 pekerja pengeboran minyak setelah pesawat yang seharusnya membawa mereka pulang malah jatuh di tengah kawasan bersalju tebal. Selain harus berjuang mengatasi dinginnya salju, mereka juga harus berhadapan dengan serigala salju yang buas. Satu persatu mereka akhirnya harus mati entah itu karena dimangsa serigala, kedinginan atau karena keputusasaan yang mendera. Ending ceritanya ? Anda tentukan saja sendiri karena film ini tak memilikinya. Liam Neeson tampil cukup apik dengan karkater seorang pemimpin yang sebenarnya juga berputus asa dan hendak bunuh diri setelah ditinggal mati istrinya. Once more into the fray, Into the last good fight I'll ever know, Live and die on this day.

The Raid : Redemption (2011)

1 Ruthless Crime Lord, 20 Elite Cops, 30 Floors of Hell
When there's nowhere left to run or hide... you fight or die.

Meski agak telat nonton ini film (itu juga ditraktir nonton, aslinya mau nungguin link donlotnya), tapi saya nggak kecewa. Berhubung saya suka dan senang film be rating Restircted (violence), maka saya bisa bilang film ini keren abiss. Karna ini film action, maka lupakanlah sisi ceritanya meski bagi saya cerita film ini cukup bagus (karna mempertemukan dua saudara yang bertolak belakang) sayangnya kurang diexplore. Untuk pengucapan dialog, semuanya dibawah rata-rata kecuali Ray Sahetapy. Untuk aksi laga, itu tak perlu dibantah. Koreografinya terbilang bagus meski masih di bawah film-film kungfu Mandarin. Menariknya, The Raid adalah film trilogi, masih ada dua film lagi yang akan dibuat. Saat ini tengah diproduksi film keduanya yakni Berandal. Masih belum paham kan siapa Reza yang disebut Tama, di 'Berandal' mungkin itu akan terjawab. Yang pasti aksi laga film 'Serbuan Maut' ini mengalahkan jalan ceritanya yang terlalu simple. Satu lagi, film ini sungguh sungguh mantap dan keren kecuali teman-teman di samping saya yang selalu ribut terus sepanjang film. Yah, itulah risiko ditraktir nonton.

We Bought A Zoo (2011)

A True Zoo Story

We Bought A Zoo - Ibarat kesejukan air di tengah dahaga, film ini begitu hangat di tengah tema film-film non keluarga. Memang tidak sempurna betul, tetapi senyum lucu dan polos Rosie Mee (Maggie Elizabeth Jones) akan menyingkirkan itu. Memang ada yang dipaksakan, tetapi itu harus terjadi di tengah ketidaksempurnaan seorang Benjamin Mee (Matt Damon). Adegan akhir yang mungkin memaksa kita mengeluarkan air mata bahagia berbanding lurus dengan film yang menurut saya boleh ditonton oleh anak-anak. Ayah yang tidak sempurna, anak ABG yang labil, bocah yang lugu apa adanya dan seorang Elle Fanning yang tetap cantik membuat drama keluarga ini menyejukkan sekaligus hangat untuk dinikmati.

28 September 2012

War of Arrows (2011)

A Hero Is Born The Legend Begins

Film yang saya pikir alami karena tak banyak yang menggunakan panah sebagai obyek film. Adegan pertarungannya pun apa adanya, tidak direkayasa. Tidak seperti Legolas di Lord of the Ring yang sempurna, jagoan di film ini adalah manusia biasa. Ia bisa gugup, ketakutan, salah sasaran dan juga menjerit saat terkena panah. Awalnya film ini berjalan lambat, tetapi lambat laun terasa kencang. Aroma ketegangannya pun terjaga di setiap adegan pertarungannya. Recommended.

50/50 (2011)

It takes a pair to beat the odds

Sebuah kisah yang menjadikan Joseph Gordon Levitt sebagai pengidap kanker tulang belakang. Sebuah tema yang jika di dalam perang seharusnya bisa menjadi pertarungan yang berdarah-darah. Tetapi tidak, tidak ada 1 litre of tears, tak ada derai air mata, tangis dan penyesalan. Yang ada hanyalah sikap wajar, normal dan sedikit kepasrahan dari seorang pengidap kanker. Dan itulah istimewanya film ini meski endingnya juga begitu-begitu saja. Apa adanya dan celetukan humor dari seorang Seth Rogan membuat film ini layak untuk dinikmati. Berpuas hatilah kalian atas kehidupan yang kalian miliki.

The Thing (2011)

It's Not Human. Yet

Thriller horor yang gak menakutkan sama sekali, tetapi cukup menghibur. Ini adalah versi baru dari versi John Carpenter di tahun '82. Bercerita tentang penemuan Alien dan pesawatnya di Antartika yang ternyata Aliennya hidup dan memangsa ilmuwan lainnya dengan 'modus' duplikasi. Film yang lumayan

The Descendants (2011)



Saya pikir ini film yang alami. Sebuah drama keluarga yang mengalir begitu saja dengan permasalahan dan problem di awal, tengah dan akhir cerita. Dipadu dengan pemandnagan indah Hawai yang dilatari musiknya yang khas.Yang membuat mengalir dan alami, tentu saja aktor dan aktrisnya. Tak seperti di filmnya yang lain yang begitu perkasa, macho atau berkuasa, George Clooney di sini benar-benar berlaku seperti manusia biasa dengan banyak kelemahan di dalamnya (I like the way he runs). Dan satu lagi, Shailene woodley (Alexandra King), saya pikir dia akan jadi rising star the next day. Dia cantik, seksi dan aktingnya bagus. So, Do you hate Brian Speer too ?

Underworld Awakening (2012)

Vengeance Returns

Hanya satu kata 'Kate Beckinsale'. Saya tak bisa membayangkan film ini tanpa adanya si cantik jelita ini. Film ketiganya saja, Underworld : Rise of the Lycans sempat flop gara-gara tidak ada Kate di dalamnya. Satu lagi, spesial efek juga memberi nilai tambah film ini. Saya katakan only Kate karena secara script/naskah/cerita, film ini sungguh dangkal.

Abduction (2011)

What if your entire life was a lie?

Seperti yang saya bayangkan sebelum nonton ini film. Hancur, itulah anggapan saya, dan itu terwujud. Siapa yang mewujudkannya, seorang Taylor Lautner. Lihat saja ekspresinya mulai awal sampai akhir film, nyaris ekspresi yang sama. Lihat saja saat berdialog dengan bintang lain macam Sigourney Weaver, kelihatan banget jomplangnya. Sayang sekali, sudah diberi kesempatan untuk menjadi one man show, tetapi disia-sia kan begitu saja.

Contagion (2011)

The world goes viral September 9.
Don't talk to anyone, Don't touch anyone. Nothing spreads like fear

Ini film bencana. Bukan bencana gunung meletus, gempa bumi ataupun tsunami. Ini adalah bencana penyakit, yang justru lebih mematikan dari bencana fisik yang sifatnya lokal. Bayangkan jika flu babi bisa menular dari manusia ke manusia. Seberapa cepat umat manusia akan musnah. Bintang-bintang besar semacam Matt Damon, Gwyneth Paltrow, Laurence Fishburne, Marion Cotillard, kate Winslett dan Jude Law bermain dalam porsi kecil dan tidak ada yang istimewa. Seperti Steven Soderbergh lakukan saat membesut Ocean's Eleven. Soderbergh dengan rapi menjlentrehkan film ini secara amat detil. Kita pun bisa merasa sebagai ilmuwan peneliti virus kalo lihat film ini. Bukan tontonan ringan memang, tetapi asyik untuk diikuti.

The Girl With The Dragon Tattoo (2011)

Evil shall with evil be expelled

Wow, ini film yang hebattoo. Awalnya memang berjalan lambat. Namun lambat laun alurnya mulai terisi dan terus terisi dengan perincian dan detil-detil yang mengasyikkan. Di sini, Daniel Craig tidak beraut seperti James Bond sama sekali (di Dream House, rupa DC masih beraut James Bond). Benar-benar beda DC di sini. Dia malah terlihat agak rapuh dengan kaca mata yang dipakainya. Dan jangan lupa, penampilan Rooney Mara yang woww....tentu saja brilliant dan mengasyikkan, memanjakan mata lelaki. Saya pikir ada dua twist di akhir cerita, twist ini dan twist itu. Waktu lebih dari dua jam tak akan terasa menikmati film ini. So, nikmatilah karena ini recommended. Note : Ini adalah film remake Swedia dengan judul yang sama

Dream House (2011)

Once upon a time, there were two little girls who lived in a house

Awalnya menarik dengan twist di tengah cerita. Tetapi setelah twist yang mengejutkan itu, semuanya berubah menjadi predictable. jadinya nggak seru lagi. Tapi Rachel Weisz masih tetap cantik di film ini.

27 September 2012

Wrath of The Titans (2012)

Feel The Wrath

Mungkin saya berpengharapan besar terhadap Wrath of the Titans. Nyatanya, saya malah berpikir kalo prequelnya, Clash of the Titans, justru malah lebih bagus. Tidak ada yang ditawarkan secara baru di film ini. Yang baru hanyalah makhluk-makhluk legenda Yunani kuno yang tak ada di prequelnya (Chimera, Cyclops, Minotaur, Kronos) dan tentunya tatanan rambut baru dari Perseus (Sam Worthington). Saya berpikir jika film ini malah lebih mengada-ada, bagaimana Minotaur begitu mudah dikalahkan Perseus dan akan lebih baik jika Kronos ditampilkan dalam wujud manusia, bukan raksasa api yang justru terkesan absurd dan cari aman, dia kan ayah Zeus - Poseidon - Hades. Kehadiran Andromeda (Rosamund Pike) sebagai love interest Perseus juga tak banyak menolong dan hanya sebagai tempelan saja. But overall, film ini masih bisa dinikmati. Mungkin saja akan ada sequelnya, dan saya berharap iya tapi tentunya dengan naskah yang lebih bagus.

Flash Point (2007)

They Made It Personal... He'll Make Them Pay

Film laga aktor Donnie Yen yang kesekian kalinya. Yang berbeda di Flash Point dibanding film Donnie Yen lain adalah penggunaan martial art gulat dan judo di dalamnya. Dengan teknik mengunci dan memiting, terasa beda aja melihat Donnie melakukannya. Berperan sebagai polisi bernama Jun Ma, Donnie bahu membahu bersama Wilson (Louis Koo) menghancurkan mafia narkoba yang dipimpin 3 bersaudara. Adegan akhir yakni pertarungan Donnie dengan Tony (Collin Chou) adalah adegan pamungkas film ini. Lama sekali mereka bertarung dengan teknik-teknik beladiri yang memukau, menjadikan ini film layak untuk ditonton.

Get The Gringo (2012)

Plan Your Getaway

Mel Gibson Kembali dengan petualangan barunya. Tanpa nama dan hanya mendapat sebutan Gringo, Gibson ditangkap polisi perbatasan Mexico setelah ia baru saja merampok uang seorang pengusaha kaya Amerika. Gringo lantas dijebloskan di sebuah penjara Mexico yang lebih mirip pasar tumpah. Di dalamnya, Gringo bertemu dengan bocah 10 tahun (Kevin Hernandez) dan ibunya (Dolores Heredia). 

Bocah tersebut sejatinya bakal 'dibunuh' dan diambil hatinya oleh orang yang mengendalikan penjara. Berpacu dengan waktu, Gringo harus menyelamatkan hidup bocah malang tersebut sembari menyelamatkan hidupnya sendiri. Seperti film-filmnya, Gibson selalu menyelingi aksinya dengan guyonan yang saya harus tersenyum melihatnya. Film ini tidak jelek dan lebih dari lumayan meski banyak juga hole di dalamnya seperti tidak diceritakan bagaimana Gringo bisa merampok uang pengusaha tersebut. Dan satu lagi, apakah produser film ini tidak mampu membayar seorang wanita cantik ketimbang menampilkan seorang Dolores yang usianya sama menuanya dengan Gibson ?????

Immortals (2011)

The Gods Need A Hero

Kisah epik dewa dewi Yunani kuno yang ditampilkan sangat menghibur mata. Ya, seperti ciri khas Tarsem Singh dalam setiap filmnya. Pasti selalu ada visualisasi yang wah yang ditampilkan baik itu warna, land scape maupun kostum. Saya selalu suka cerita yang berhubungan dengan dewa dewi Yunani. Meski banyak yang bilang kalo Tarsem terlalu berlebihan menabrak pakem cerita dewa dewi, tetapi saya tetap suka. Apalagi adegan slow motion yang ditampilkan di setiap pertarungan begitu asyik untuk dinkmati. Darah yang muncrat dan kesadisan adegan pertarungan malah membuat saya makin suka. Di luar isi cerita yang memang kurang kuat, saya tetap suka film yang mengumbar warna keemasan ini.

Se7en Below (2012)

Evil Has Found A New Home

Saya sepertinya khilaf saat menonton film horor ini. Awalnya, SB sepertinya menjanjikan dengan adegan pembunuhan satu demi satu anggota keluarga oleh anak lelaki adopsi keluarga itu. Adegan lalu melompat ke masa seratus tahun setelah kejadian itu. 5 orang yang tak saling kenal tiba-tiba diisolasi oleh badai ke rumah pembantaian itu. Dari situ seharusnya saya sadar kalo SB sudah mulai mengkhilafkan pikiran. Tapi saya terus saja menonton dengan prasangka yang bukan-bukan. Adegan selanjutnya cukup seram juga tetapi aneh. Seharusnya nggak begitu kok bisa jadi begitu (saya sudah mulai gelisah). Dan benar juga, yang ada sumpah serapah pada akhir cerita. Kok bisa ending ceritanya seperti itu. Gak nyambung blas. Apaan itu agent of destiny. Sudah ah, saya sudahi review film gak bermutu ini.

Fright Night (2011)

You can't run from evil when it lives next door

Lupakan si culun Edward. Lihatlah vampire yg lebih macho daripada si maho itu. Collin Farrel tidak harus melapisi mukanya dengan bedak tebal untuk menjadi seorang vampire seperti yang dilakukan Edward Culun. Film vampire remaja, ya Fright Night ini

The Bucket List (2007)

When he closed his eyes, his heart was opened

Tontonan yang sungguh sangat sedap. Tiada narasi seempuk seperti yang ditutukan seorang Morgan Freeman. Dan tiada ekspresi kemarahan seekspresif Jack Nicholson lakukan. Sungguh suatu padu padan yang unforgettable dilakukan dua orang yang di ujung maut karena kanker. Mati dengan mata tertutup, tetapi hatinya terbuka. Saya juga suka saat Nicholson berkali-kali mengucapkan 'Kopi Luwak'. Ya, kopi asal negara kita ini berkali-kali diperlihatkan sebagai minuman kegemaran Nicholson. A wonderful movie.

Haywire (2011)

They left her no choice

Dibintangi bintang kelas atas macam Michael Douglas, Michael Fassbender, Ewan McGregor, Channing Tatum dan juga Antonio Banderas, film ini menampilkan heroine yang justru bukan dari kelas bintang, Gina Carano. Maklum saja jika Gina tidak diberi porsi banyak saat mengucapkan dialog. Tetapi oleh sutradara, Steven Soderbergh, Gina diberi keleluasaan berfighting. Dan perempuan kelahiran Texas itu melakukannya dengan sangat meyakinkan. Ya, karena ia memang truly mixed martial art fighter sehingga wajar saja ia bisa melakukan tendang, pukulan dan pitingan. Meski digarap secara serius dan meyakinkan, tetapi saya pikir Haywire adalah film sambil lalu saja. Ia akan lewat tanpa hampir meninggalkan kesan apapun. Lumayan sih meski belum bagus.